Selasa, 31 Juli 2012

PEMANFAATAN DAUN KERING, SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS YANG EFEKTIF

PEMANFAATAN DAUN KERING, SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS YANG EFEKTIF Laporan Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mengikuti Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional XI
Disusun Oleh :
Kelompok 7 IPT 2
Ketua : Lutfi Sultoni
Sekretaris : Tuntun P
Anggota : Wahyuni
Zsazie Indah Dwipayanti
Nadia Tamari Lubis
Musdalifa Andi Ahmad
Mirrah Fitriana Maghfiroh
Ahmad Ikhram
Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRNas XI)
SMA NEGERI 3 BONTANG, KALIMANTAN TIMJUR
[Type text] Page ii
ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Pemanfaatan Daun Kering, Sebagai Bahan Pembuatan Kertas Yang Efektif. Pohon biasanya dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat bahkan industri-industri untuk berbagai keperluan, seperti kayunya digunakan sebagai bahan meubel dan pembuatan kertas. Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan 178 juta ton pulp dan 278 juta ton kertas dan karton. Pertumbuhannya dalam dekade berikutnya diperkirakan antara 2% hingga 3,5% per tahun (Rini, 2002). Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat akan kertas ini cukup tinggi. Sehingga pengembangan produksi kertas membutuhkan perhatian lebih. Mengingat penggunaan kayu sebagai bahan pembuatan kertas membutuhkan banyak penebangan pohon yang akan menimbulkan banyak masalah lingkungan karena dengan menebang pohon secara terus-menerus, akan mengakibatkan populasi tumbuhan berkurang, atau bahkan bisa habis sehingga produksi oksigen dan penyerapan karbondioksida juga berkurang yang kemudian tidak setara dengan peningkatan populasi manusia saat ini. Oleh karena itu, peneliti mencoba mencari solusi dengan menemukan bahan yang lebih efektif dan efisien dalam pembuatan kertas. Sehingga nantinya dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh produksi kertas itu sendiri.
Dalam penelitian ini digunakan metode eksperimen. Dimana kesimpulannya yaitu : (1) Sampah daun kering tanaman akasia, pinus, dan mangga dapat digunakan sebagai bahan pembuat kertas dengan tekstur yang lebih kasar dan serat terlihat. (2) Dari ketiga bahan tersebut, sampah daun kering yang paling baik untuk digunakan dalam pembuatan kertas yaitu dari daun tumbuhan pinus. (3) Dengan cara membandingkan macam-macam dedaunan maka kita dapat mengetahui jenis daun yang paling baik untuk dibuat kertas. (4) Cara pembuatan kertas dari sampah daun kering yaitu dengan mengubah sampah daun kering menjadi bubur kertas (pulp) yang kemudian dicetak pada kain penyaring dan dikeringkan di bawah sinar matahari.
Kata Kunci : Daun Akasia, daun mangga, daun pinus, pembuatan kertas.
[Type text] Page iii
KATA PENGANTAR
Assalaamu Alaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadiat Allah SWT. Yang telah melimpahkan karunia dan hidyah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “PEMANFAATAN DAUN KERING, SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS YANG EFEKTIF “. Karya tulis ini penulis susun dengan maksud untuk pelatihan dasar karya tulis ilmiah remaja yang diselenggarakan oleh LIPI.
Dengan selesainya karya tulis ini, penulis juga tidak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Wali Kota Bontang IR.H. Adi Darma, MSi. yang memberikan konstribusi berupa sarana maupun prasarana.
2. Miftachul Choir, S.pd. selaku Kepala sekolah SMA NEGERI 3 BONTANG yang teleh memberi fasilitas berupa tempat penelitian.
3. Pihak LIPI yang telah menyelenggarakan Perkemahan Ilmiah Remaja Nasional (PIRN).
4. Dr.Sasa Sofyan Munawar, M.P. selaku pembimbing karya tulis ilmiah bidang IPT.
5. Orang tua yang telah memberikan dukungan baik secara moril maupun materil.
6. Teman-teman yang telah memberikan dukungan, sehingga karya tulis ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih belum sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat konstruktif sehingga dapat menyempurnakan karya tulis ini. Semoga karya tulis ini mampu memberikan manfaat bagi pembaca
Wassalamu Alaikum Wr. Wb.
Bontang, 29 Juni 2012
Tim Penulis
[Type text] Page iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i
ABSTRAK................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iv
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................... 2
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Kertas................................................................................................ 3
2.2 Pembuatan Kertas.......................................................................................... 3
2.3 Daun Tanaman............................................................................................... 5
2.4 Akasia ............................................................................................................ 6
2.5 Pinus ............................................................................................................. 7
2.6 Mangga ......................................................................................................... 8
3. METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .............................................................................................. 10
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian........................................................................ 10
3.3 Teknik Pengumpulan Data ........................................................................... 10
3.4 Prosedur pembuatan ..................................................................................... 10
a. Alat dan Bahan Penelitian..................................................................... 10
b. Cara Pembuatan Kertas Daun Kering................................................... 11
[Type text] Page v
3.5 Pengujian……………………………………………………………………….12
4................................................................................................................. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Kualitas Bahan Kertas ................................................................................... 13
a. Pengujian Kekuatan .................................................................................. 13
b. Pembandingan Tekstur…………………………………………………….13
4.2 Kesimpulan Hasil Percobaan………………………………………………….15
5. PENUTUP
Kesimpulan ......................................................................................................... 16
Saran ................................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
[Type text] Page 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini, peningkatan kebutuhan manusia di berbagai bidang diiringi dengan pesatnya perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi (IPTEK). Hal ini membawa banyak manfaat bagi kemudahan aktivitas manusia. Namun, di tengah berbagai kemajuan tersebut justru tidak banyak yang memberi manfaat bagi lingkungan kita. Bahkan sebagian besar dari perkembangan tersebut memberi dampak buruk bagi lingkungan. Seiring dengan pesatnya kemajuan tekhnologi, keadaan lingkungan justru semakin memburuk. Ironisnya, tak jarang kerusakan lingkungan itu diakibatkan oleh kelalaian manusia sendiri dalam memanfaatkan kemajuan teknologi. Salah satu penurunan kondisi lingkungan dapat dilihat dari banyaknya hutan gundul akibat penebangan pohon.
Pohon biasanya dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat bahkan industri-industri untuk berbagai keperluan, seperti kayunya digunakan sebagai bahan meubel dan pembuatan kertas. Kayu yang lazim digunakan dalam pembuatan kertas adalah kayu pohon pinus. Berdasarkan informasi yang dilansir dari internet (http://www.howstuffworks.com) Sebagian besar pohon tersebut berdiameter 1 kaki (30,5 cm) dab tinggi 60 kaki (18 m), ini menghasilkan volume sebesar 81,430 Inchi kubik kayu. Berat rata-rata sebatang pohon pinus 1.610 pounds.
Kita tahu bahwa pada pembuatan kertas, kayu diolah menjadi pulpl(bubur kertas), hasil yang diperoleh sekitar 50%-nya saja. Karena sekitar setengah dari pohon yang diolah berupa mata kayu lignin atau bahan lainnya yang tidak bagus untuk membuat kertas. Sehingga sebatang pohon pinus menghasilkan sekitar 805 pound kertas. Jika dibandingkan dengan kertas fotocopy, 1 rim kertas mempunyai berat 5 pound dengan jumlah kertas sebanyak500 lembar. Sehingga hasilnya sekitar 80.500 lembar kertas
Industri kertas merupakan salah satu jenis industri terbesar di dunia dengan menghasilkan 178 juta ton pulp dan 278 juta ton kertas dan karton. Pertumbuhannya dalam dekade berikutnya diperkirakan antara 2% hingga 3,5% per tahun (Rini, 2002). Hal ini menunjukkan bahwa kebutuhan masyarakat akan kertas ini cukup tinggi.Sehingga pengembangan produksi kertas membutuhkan perhatian lebih.
Mengingat penggunaan kayu sebagai bahan pembuatan kertas membutuhkan banyak penebangan pohon yang akan menimbulkan banyak masalah lingkungan karena dengan menebang pohon secara terus-menerus, akan mengakibatkan populasi tumbuhan berkurang, atau bahkan bisa habis sehingga produksi oksigen dan penyerapan
[Type text] Page 2
karbondioksida juga berkurang yang kemudian tidak setara dengan peningkatan populasi manusia saat ini.
Oleh karena itu, peneliti mencoba mencari solusi dengan menemukan bahan yang lebih efektif dan efisien dalam pembuatan kertas. Sehingga nantinya dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh produksi kertas itu sendiri. Demi menciptakan kertas yang berkualitas dan minim dampak buruknya, dibutuhkan bahan yang ekonomis dan ramah lingkungan. Sehingga peneliti tertarik menggunakan limbah daun kering sebagai bahan pembuatan kertas. Karena selain dapat mengurangi dampak buruk penggunaan kayu, juga dapat menguntungkan sebab memanfaatkan limbah yang jika dibiarkan menumpuk dapat menimbulkan masalah pula.
Mengacu pada permasalahan tersebut, maka peneliti berupaya menemukandaun kering yang tepat digunakan dalam membuat kertas, kemudian mengolahnya sedemikian rupa agar dapat menghasilkan kertas yang berkualitas dan ramah lingkungan. Melalui sebuah penelitian yang berjudul ” PEMANFAATAN DAUN KERING, SEBAGAI BAHAN PEMBUATAN KERTAS YANG EFEKTIF”
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Bagaimanakah cara pembuatan kertas dengan bahan dasar daun yang baik?
b. Daun manakah yang paling baikdaridaunakasia, pinus, dan daun mangga dalam pembuatan kertas?
1.3 Tujuan penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui pembuatan kertas yang baik dari bahan dasar daun.
b. Untuk mengetahui daun yang paling baik antaradaunakasia, pinus, dandaunmanggauntuk membuat kertas.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengurangi limbah organik terutama daun.
b. Mengurani penebangan pohon untuk membuat kertas.
c. Menggunakan daun sebagai pengganti kayu dengan memanfaatkan limbah organik dengan biaya yang terjangkau.
[Type text] Page 3
1.5 Hipotesis
Daun pinus menghasilkan kertas yang lebih berkualitas dibandingkan denga daun mangga dan daun akasia.
[Type text] Page 4
BAB II
TUNJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah kertas
Keberadaan kertas dalam kehidupan manusia cukup penting, karena kertas berfungsi sebagai pencatat ilmu, media promosi, sarana penyampaian pikiran, dan sebagainya. Dengan menggunakan kertaslah berbagai informasi tulis dan gambar dapat disampaikan.
Sebelum kertas diketemukan, manusia telah mengetahui bagaimana mengungkapkan perasaan dirinya melalui bahasa gambar dan bahasa tulisan , sehingga mereka berusaha mencari permukaan-permukaan benda yang sekiranya cocok untuk menyampaikan sesuatu kepada orang lain. Pada awalnya cara mereka mengungkapkan perasaan melalui suatu kegiatan menggambar, seperti menggurat, mengukir, mentakik atau menoreh di atas permukaan batu, tulang belulang, dan sebagainya.
Tanda-tanda yang dihasilkan dari kegiatan tersebut, dapat dibagi menjadi dua grup:
1) Piktografi atau tulisan berupa gambar (picture writting) hanya obyek-obyek tertentu yang digambarkan.
2) Ideografi atau tulisan yang mengungkapkan gagasan (ideawriting), memperlihatkan lebih dari satu gambar dan semuanya mempunyai nilai simbolik.
Kertas sebagai salah satu sarana penyampaian informasi pertama ditemukan olehbangsa Cina. Tsai Lun adalah orang yang menemukan kertas yang dibuat dari bahan bambu yang mudah didapatkan di Cina pada tahun 101 Masehi
Teknik pembuatan kertas jatuh ke tangan orang-orang Arab pada masa Abbasiyah setelah kalahnya pasukan Dinasti Tang dalam Pertempuran Sungai Talas pada tahun 751 Masehi. Para tawanan perang mengajarkan cara pembuatan kertas kepada orang-orang arab, sehingga kemudian muncullah industri-industri kertas disana. . Penemuan ini kemudian menyebar ke Jepang ` kawasan itu, walaupun sebenarnya cara pembuatan kertas pada awalnya merupakan hal yang sangat dirahasiakan.
Teknik pembuatan kertas kemudian juga menyebar ke Italia dan India lalu Eropa khususnya setelah Perang Salib dan jatuhnya Grenada dari bangsa Moor ke tangan Spanyol dan ke seluruh dunia.
2.2 PembuatanKertas
Kertas yang sering kita gunakan saatini, umumnya terbuat dari kayu atau lebih tepatnya dari serat kayu dicampur dengan bahan-bahan kimia sebagai pengisi dan penguat
[Type text] Page 5
kertas. Kayu yang digunakan di Indonesia umumnya jenis Akasia. Kayu jenis ini berserat pendek sehingga kertas menjadi rapuh. Di mesin pembuat kertas (paper machine), serat kayu ini dicampur dengan kayu yang berserat panjang contohnya pohon pinus.
Pada umumnya kertas didapat dari proses pulp (Proses PembuatanBuburkertas). Proses pembuatan pulp dimulai dari penyediaan bahan baku. Bahan baku tersebut didapat dengan cara mengambil dari hutan tanam industri kemudian disimpan dengan tujuan untuk pelapukan dan persediaan bahan baku. Kayu yang siap diolah ini disebut dengan Log. Kemudian log di kupas kulitnya dengan alat yang berbentuk drum dandisebut Drum barker. Setelah itu log melewati stone trap (alat yang berbentuk silinder berfungsi untuk membuang batu yang menempel pada log), danpencucian.
Log yang sudah bersih ini kemudian di iris menjadi potongan-potongan kecil yang di sebut dengan chip. Chip kemudian dikirim ke penyaringan utama untuk memisahkan chip yang bisa dipakai (ukuran standar 25x25x10mm) dengan yang tidak. Chip yang standar disimpan ditempat penampungan.
Dari tempat penampungan, chip dibawa dengan konveyor ke bejana pemasak (digester). Steam dimasak dengan beberapa tahap. Pertama di kukus (presteamed), kemudian baru dipanaskan dengan steam di steaming vessel. chip di masak dengan cairan pemasak yang disebut dengan cooking liquor.
Tahap selanjutnya setelah setelah bubur kertas siap kemudian dicuci dengan tujuan untuk memisahkan cairan sisa hasil pemasakan dan mengurangi dampak terhadap lingkungan.Proses selanjutnya pulp di saring (screaning) agar terbebas dari bahan-bahan pengotor yang dapat mengurangi kualitas pulp. Proses penyaringan ini ada dua tahap, yaitu penyaringan kasar dan penyaringan halus. Proses akhir dari penyaringan berada pada sand removal cyclones yang berfungsi untuk memisahkan pasir dari pulp.
Kemudian bubur kertas dicampur dengan oksigen (O2) dan sodium hidroksida (NaOH) di dalam delignification tower sebelum di cuci didalam washer. Tujuan dari pencampuran ini adalah untuk mengurangi pemakaian bahan-bahan kimia pada tahap pengelantangan (bleacing), mengurangi kandungan lignin, serta memutihkan pulp.
Bubur kertas ini kemudian dikelantang (bleacing) dengan bahan kimia di dalam proses bleacing untuk mencapai derajat keputihan sesuai standar ISO. Pulp kemudian disimpan atau dikirim ke paper machine untuk diolah menjadi kertas.
[Type text] Page 6
2.3 Daun tanaman
Daun merupakan suatu bagian tumbuhan yang penting dan pada umumnya tiap tumbuhan mempunyai sejumlah besar daun. Alat ini hanya terdapat pada batang saja dan tidak pernah terdapat pada bagian lain pada tanaman. Bagian batang tempat duduknya atau melekatnya daun disebut buku-buku (nodus) batang dan tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang dan ketiak (axilla). Daun biasanya berwarna hijau yang disebut klorofil (Tjitrosoepomo, 1989).
Daun berasal dari promeristem titik tumbuh batang. Primordia daun terjadi dari penonjolan-penonjolan pada sisi promeristem batang. Ini berasal dari pembelahan anticlinal dan periclinal pada lapisan luar apical meristem di bawah apex. Pada ujung penonjolan terdapat sel-sel meristematis yang merupakan apical meristem dari daun. Pada angiospermae tunica dan corpus pembentukan primordial daun berasal dari berbagai-bagai daerah tergantung pada dimana pembelahan mulai terjadi (Napitupulu, 2009).
Pada tumbuhan kelas tingkat tinggi dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tunbuhan berbiji keping satu atau yang disebut dengan monokotil / monocotyledonae. Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil hanya dapat ditemukan pada tumbuhan subdevisi angiospermae karena memiliki bunga yang sesungguhnya (http://organisasi.org, 2010).
Daun menunjukkan korelasi penting antara sifat system pembuluh dan sifat pembuluh dan sifat struktur dari jaringan non-pembuluh yang dapat mempengaruhi kondisi. Diantara jaringan non-pembuluh, epidermis, dan jaringan spons dapat dianggap teradaptasi dengan baik bagi kondisi lateral dibandingkan dengan jaringan tiang yang hubungan selnya terjadi dalam arah adoksial.Sesuai dengan konsep tersebut, ratio jaringan tiang terhadap jaringan spons berkaitanerat dengan luasruang antara tulang daun. Makin besar ratio ini, makin rapat tulang daunnya (Hidayat, 1995).
Daun angiospermae amat beragam struktur anatomi dan morfologinya. Pada sebagian besar angiospermae dapat dibedakan dasar daun, tangkai daun dan helaian daun. Bentuk, struktur, dan ukuran ketiga bagian tersebut berguna dalam menentukan klasifikasi daun. Di dasar daun dikotil sering terdapat tonjolan yang disebut daun penumpu atau stipula. Pasokan jaringan pembuluh bagi stipula diperoleh dari jalan daun. Kadang-kadang stipula bewarna hijau dan berfungsi sebagai pelindung. Pada kebanyakan monokotil dan beberapa dikotil, stipula tumbuh mengelilingi batang menjadi pelepah yang mengelilingi batang. Daun terbagi menjadi daun tunggal dan daun majemuk (Hidayat, 1995).
[Type text] Page 7
Daun yang lengkap terdiri atas helaian daun (lamena), tangkai daun (petiolus), dan pelepah daun (vagina). Selain itu tulang daun dapat berupa jala. Anatomi jarigan pembuluh daun sangat mirip keadaan pada batang. Salah satu sifat penting yang membedakannya ialah pertumbuhan apexnya yang segera terhenti pada daun tumbuhan berbiji. Ukuran daun ditentukan oleh pertumbuhan sel pemula sub apical dan sub pemula, sub marginal (Elimesni, 2006).
2.3 Akasia
Akasia adalah genus dari semak-semak dan pohon yang termasuk dalam subfamili Mimosoideae dari famili Fabaceae, pertama kali diidentifikasi di Afrika oleh ahli botani Swedia Carl Linnaeus tahun 1773. Banyak spesies Akasia non-Australia yang cenderung berduri, sedangkan mayoritas Akasia Australia tidak. Akasia adalah tumbuhan polong, dengan getah dan daunnya biasanya mempunyai bantalan tannin dalam jumlah besar.Nama umum ini berasal dari ακακία (akakia), nama yang diberikan oleh dokter-ahli botani Yunani awal Pedanius Dioscorides (sekitar 40-90 Masehi) untuk pohon obat A. nilotica dalam bukunya MateriaMedica. Nama ini berasal dari kata bahasa Yunani karena karakteristik tanaman Akasia yang berduri, ακις (akis, "duri"). Nama spesies nilotica diberikan oleh Linnaeus dari jajaran pohon Akasia yang paling terkenal di sepanjang sungai Nil.
Akasia juga dikenal sebagai pohon duri, dalam bahasa Inggris disebut whistling thorns ("duri bersiul ") atau Wattles, atau yellow-fever acacia ("akasia demam kuning") dan umbrella acacias ("akasia payung").
Sampai dengan tahun 2005, ada diperkirakan sekitar 1.300 spesies akasia di seluruh dunia, sekitar 960 dari mereka adalah flora asli Australia, dengan sisanya tersebar di daerah tropis kedaerah hangat dan beriklim sedang dari kedua belahan bumi, termasuk Eropa, Afrika, Asia selatan, dan Amerika . Namun, genus ini kemudian dibagi menjadi lima, dengan nama Acacia hanya digunakan untuk spesies Australia, dan sebagian besar spesies di luar Australia dibagi menjadi Vachellia dan Senegalia.
Daun akasia mengandung zat tanin yang merupakan komponen zat organik derivat polimer glikosida yang hasil ekstraknya dapat dibuat campuran lem. (www.lipi.co.id). Hal ini sangat kebetulan sekali, bahwa nantinya daya rekat kertas menjadi semakin kuat dan tidak mudah rapuh, mengingat karakter kertas yang mudah rapuh. Tetapi yang menjadi kelemahan ketika direbus, daun menjadi hitam sehingga kertas yang dihasilkan juga berwarna hitam. Dan karena hitam merupakan warna yang permanen yang sulit untuk
[Type text] Page 8
diubah menjadi warna yang lain, maka warna hitam daun tersebut menjadi seni tersendiri untuk kertas seni dari sampah daun hasil penelitian kami
2.4 Pinus
Pinusa dalah sebutan bagi sekelompok tumbuhan yang semuanya tergabung dalam marga Pinus. Pinus kebanyakan bersifat berumah satu (monoecious), yaitu dalam satu tumbuhan terdapat organ jantan dan betina namun terpisah, meskipun beberapa spesies bersifat setengah berumah dua (sub-dioecious).
Kingdom : Plantae (Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Coniferophyta Kelas : Pinopsida Ordo : Pinales Famili : Pinaceae Genus : Pinus Spesies : Pinus merkusii Jungh.& De Vriese
(Sumber:http://www.plantamor.com/index.php?plant=1004)
Tanaman pinus (Pinus merkusii) berperawakan pohon dengan ketinggian 1-40 meter.Batang pada Pinus merkusii berupa batang berkayu berbentuk bulat (teres) dengan permukaan batang beralur (sulcatus). Arah tumbuh tegak lurus (erectus) dengan percabangan monopodial, diameter batang 60-80 cm, Akar dari Pinus merkusii berupa akar tunggang (radix primaria).Selalu berdaun hijau, saat pohon muda pucuk selalu berbentuk kerucut, dengan cabang kuat. Daun dimorfik, tersusun spiral, berbentuk jarum, panjang 15-25 cm, berwarna hijau gelap, langsing dan kaku, dengan satu atau dua berkas pembuluh pengangkutan dan saluran resin. Tumbuhan ini hampir selalu berumah satu. Biji kecil, oval, ringan, mempunyai sayap ke samping, lembaga dengan 2-15 daun lembaga. Biji pada Pinus merkusii terletak pada dasar setiap sisik buah, setiap sisik menghasilkan dua biji, bulat telur dan pipih serta bersayap. Bunga pada Pinus merkusii berkelamin satu (uniseksualis) berumah satu (monoecus). Bunga jantan dan betina dalam satu tunas. Bunga jantan berbentuk strobilus (silindris). Strobilus betina berbentuk kerucut, tumbuh di ujung dahan. Ujungnya runcing, bersisik dan biasanya berwarna coklat. Pada tiap bakal bijinya terdapat dua sayap. Berbunga pada bulan Mei-Juni. Buah masak pada bulan Oktober-
[Type text] Page 9
Nopember. Daerah penyebaran hanya dijumpai di belahan selatan ekuator yaitu Kamboja,
Vietnam, Thailand, Burma, Pilipina, China, Malaysia dan Indonesia (Sumatera). Sangat
baik tumbuh pada ketinggian 800-2000 m dpl., area terbuka, dan tanah berpasir atau tanah
merah. (http://www.ut.ac.id/html/suplemen/biol4311/H-pinus.htm).
Gambar 1.TanamanPinus
(sumber :http://rumputliarphotography.blogspot.com/2010/10/tanaman-pinus.html)
2.5 Mangga
Mangga adalah nama sejenis buah, demikian pula nama pohonnya. Mangga
termasuk kedalam marga Mangifera, yang terdiridari 35-40 anggota, dan suku
Anacardiaceae. Nama ilmiahnya adalah Mangiferaindica.
Nama buah ini berasal dari Malayalam maanga. Kata ini dipadankan dalam bahasa
Indonesia menjadi mangga; dan pada pihak lain, kata ini dibawa keEropaoleh orang-orang
Portugis dan diserap menjadi manga (bahasaPortugis), mango (bahasaInggris) dan lainlain.
Nama ilmiahnya sendirikira-kira mengandung arti: “(pohon) yang berbuah mangga,
berasaldari India”.
Kerajaan : Plantae
Filum : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Sapindales
Famili : Anacardiaceae
Genus : Mangifera
Spesies : M. Indica
Pohon mangga berperawakan besar, dapat mencapai tinggi 40 m atau lebih, meski
kebanyakan mangga peliharaan hanya sekitar 10 m atau kurang. Batang manggategak,
[Type text] Page 10
bercabang agak kuat dengan daun-daun lebat membentuk tajuk yang indah berbentuk kubah, oval atau memanjang, dengan diameter sampai 10 m. Kulit batangnya tebal dan kasar dengan banyak celah-celah kecil dan sisik-sisik bekas tangkai daun. Warna pepagan (kulitbatang) yang sudah tuabi asanya coklat keabuan, kelabu tua sampai hamper hitam.
Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, sangat panjang hingga bisamen capai 6 m. Akar cabang makin kebawah semakin sedikit, paling banyak akar cabang pada kedalaman lebih kurang 30-60 cm.
Daun tunggal, dengan letaktersebar, tanpa daun penumpu. Panjang tangkai daun bervariasi dari 1,25-12,5 cm, bagian pangkalnya membesar dan pada sisi sebelah atas ada alurnya. Aturan letak daun pada batang biasanya 3/8, tetapi makin mendekati ujung, letaknya makin berdekatan sehingga nampaknya seperti dalam lingkaran (roset).Helai daun bervariasi namun kebanyakan berbentuk jorong sampai lanset, 2-10 × 8-40 cm, agak liat seperti kulit, hijau tua berkilap, berpangkal melancip dengan tepi daun bergelombang dan ujung melancip, dengan 12-30 tulang daun sekunder. Beberapa variasi bentuk daun mangga:
• Lonjong dan ujungnya seperti mata tombak.
• Berbentuk bulat telur, ujungnya runcing seperti mata tombak.
• Berbentuk segi empat, tetapi ujungnya runcing.
• Berbentuk segi empat, ujungnya membulat.
Daun yang masih muda biasanya bewarna kemerahan, keunguan atau kekuningan; yang di kemudian hari akan berubah pada bagian permukaan sebelah atas menjadi hijau mengkilat, sedangkan bagian permukaan bawah berwarna hijau muda. Umur daun bisa mencapai 1 tahun atau lebih. (http://id.wikipedia.org/wiki/Mangga)
Gambar 2. Daun Mangga
(http://id.wikipedia.org)
Gambar 2. Daun Mangga
(http://id.wikipedia.org)
[Type text] Page 11
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian eksperimen yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui fungsi objek melalui percobaan.
3.2 Waktu dan tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan selama 4 hari mulai dari tanggal 24 – 2 Juni 2012, meliputi persiapan, dan pelaksanaan. Adapun seluruh rangkaian penelitian ini bertempat di SMAN 3 BONTANG, Kalimantan Timur.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Study literatur, yaitu dengan mengambil data-data sekunder dari berbagai literature yang terdapat dalam buku maupun internet.
2. eksperimen, yaitu dengan melakukan uji percobaan secara langsung terhadapobjek yang di teliti.
3.4 Prosedur Pembuatan
a. Alat dan Bahan Penelitian
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
 Alat:
Blender Ember/baskom Panci Kain screen
Kompor Penyaring Skrap/pengaduk
Gayung Baskom Triplek Gunting
[Type text] Page 12
 Bahan (dalam ukuran 1 cetakan)
a) Daun kering (akasia,mangga,pinus) 100gram
b) Soda kaustik (NaOH) 10 gram
c) Air 0,5 liter
b. Cara Pembuatan Kertas Daun Kering.
Kertas dibuat sebanyak 3 macam dengan berbahankan daun akasia, pinus, mangga. Pembuatan ketiga jenis kertas menggunakan metode dan cara yang sama. Adapun proses pembuatan tersebut dilakukan sebagai berikut:
a. Pembuatan:
1. Pengumpulan bahan (daun kering akasia, pinus,dan mangga)
2. Perebusan daun akasia kering dengan NaOH selama 5 menit.
3. Pendinginan sampai bahan tidak terasa panas dipegang.
4. Pencucian dengan air.
5. Pelembutan dengan blender (menggunakan speed sedang selama 5 menit
sampai bahan benar –bnar lembut),
6. Pencucian ulang.
7. Penyaringan bahan (dilakukan dengan menggunakan kain saring yang
diletakkan/dibentangkan diatas timba dengan posisi bahan ditas saringan
dan diratakan sampai air yang terkandung berkurang.
8. Pengepresan dengan triplek:
- Bahan daun kering dipindah beserta saringan kain pada papan datar.
- Bahan di lapisi dengan kain saring lagi ( bagian atas).
- Pengepresan menggunakan papan triplek.
8. Penjemuran, bahan dijemur pada sinar matahari sampai bahan kering.
Gambar:
Pengumpulan daunkering penyaringan pengepresan
[Type text] Page 13
Pencucian bahan pemblenderan perebusan
3.4 Pengujian
Adapun langkah-langkah pengujian yang digunakan untuk mengetahui kualitas bahan yang baik dalam pembuatan kertas berbahan daun kering antara tanaman akasia, pinus, dan mangga adalah:
1. Uji kekuatan
Bertujuan untuk membandingkan kekuatan kertas hasil produksi. Diambil dari ketahanan kertas saat disobek dengan menggunakan penilaian: mudah sobek, cukup mudah sobek, dan mudah hancur.
2. Perbandingan tekstur
Bertujuan untuk mengetahui kualitas produk yang dinilai dari: kehalusan (sedikit kasar, cukup halus, kasar), bentuk permukaan (bergelombang, cukup rata, sedikit bergelombang) dan kepadatan partikel( padat, cukup padat, dan kurang padat).
[Type text] Page 14
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Objek penelitan ini adalah bahan pembuatan kertas dengan bahan dasar daun kering tanaman akasia, pinus, dan mangga. Adapun dari pengamatan yang dilakukan, dapat diambil data sebagai berikut:
3.1 Pembandingan Kualitas Bahan Kertas.
a. Pengujian Kekuatan.
Untuk mendapat hasil dari pengukuran kekuatan kertas, maka diambil dari tabel berikut berdasarkan hasil yang telah peneliti dapat.
no
Nama bahan
Hasil
1
Daun akasia
Mudah sobek
2
Daun pinus
Cukup mudah sobek
3
Daun mangga
Mudah hancur/ sangat mudah sobek
Dari pengukuran nilai diatas, dapat di tentukan bahwa bahan pembuatan kertas dengan daun akasia lebih kuat dibandingkan dengan menggunakan bahan daunpinus dan mangga.
b. Perbandingan Tekstur
Untuk mendapat perbandingan kualitas kertas, maka penulis melakukan uji terhadap warna, tekstur permukaan, dan kepadatan partikel pada kertas dari bahan daun akasia, pinus, dan mangga.
no
Nama daun
Kehalusan
Bentuk permukaan
Kepadatan partikel
1
Daun akasia
Sedikit kasar
Bergelombang
Padat
2
Daun pinus
Cukup halus
Cukup rata
Cukup padat
3
Daun mangga
Kasar
Sedikit bergelombang
Kurang padat
[Type text] Page 15
Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa:
1. Daun akasia: Cukup baik.
keterangan: kesimpulan ini didapat karena daun akasia memilikikepadatan partikel yang baik, namun permukaannya bergelombang dan sedikit kasar.
2. Daun pinus: Baik.
Keterangan: kesimpulan ini diambil karena daun pinus unggul dalam kehalusan dan bentuk permukaan, serta kerapatan partikel yang cukup padat.
3. Daun mangga: kurang baik.
Keterangan: kesimpulan ini didapat karena daun mangga memiliki permukaan yang kasar, kurang padat dan permukaan yang bergelombang.
3.2 Kesimpulan Umum Percobaan.
Dari percobaan yang telah penulis lakukan, maka dapat diambil keisimpulan sebagai berikut:
1. Hasil yang dicaoai dalam percobaan kurang maksiml, hal ini dikarenakan beberapa faktor dan kondisi sebagai berikut:
a. kurang lamanya proses perebusan dengan NaOH yang hanya sekitar 5 menit( Perebusan standar dengan NaOH yang baik selama 30 Menit). Hal ini menyababkan masih terdapatnya kandungan Lignin dalam jumlah yang masih banyak sehingga warna, tekstur, dan kerapatan partikel kertas kurang baik.
b. Proses penjemuran yang kurang sesuai, penjemuran sebaiknya dilakukan pada pagi hari sampai menjelang sore kurang lebih 7 -8 jam pada cuaca yang cerah, sehingga Selulosa pada bahan lebih sempurna dalam perekatannya.
2. Kertas yang berbahan daun pinus kering lebih kuat dan memiliki tekstur paling baik, karena daun akasia memiliki kandungan Selulosa dan serat yang lebih tinggi.
3. Pembuatan kertas berbahan dasar daun kering memerlukan perebusan dan peleburan yang cukup lama (sekitar 30 -35 menit) agar mendapat hasil yang baik.
[Type text] Page 16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian kami, kami menyimpulkan bahwa;
• Sampah daun kering tanaman akasia, pinus, dan mangga dapat digunakan sebagai bahan pembuat kertas dengan tekstur yang lebih kasar dan serat terlihat.
• Dari ketiga bahan tersebut, sampah daun kering yang paling baik untuk digunakan dalam pembuatan kertas yaitu dari daun tumbuhan pinus.
• Dengan cara membandingkan macam-macam dedaunan maka kita dapat mengetahui jenis daun yang paling baik untuk dibuat kertas.
• Cara pembuatan kertas dari sampah daun kering yaitu dengan mengubah sampah daun kering menjadi bubur kertas (pulp) yang kemudian dicetak pada kain penyaring dan dikeringkan di bawah sinar matahari.
SARAN
 Perlu berinisiatif agar dapat menciptakan/mengembangkan sesuatu yang lebih baik dan bermanfaat.
 Perlu sedikit ide/gagasan agar kertas bisa digunakan untuk keperluan yang lebih umum, tidak hanya digunakan dalam pembuatan kertas seni dan semacamnya.
 Sebaiknya seseorang atau instansi yang ingin mencoba penelitian lebih lanjut lebih memperhatikan pengukuran pada saat mengukur takaran daun ataupun NaOH yang akan dicampurkan sebelum direbus.
[Type text] Page 17
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Mangga
http://id.wikipedia.org/wiki/Genus
http://tanamanobat.org/28/akasia/
https://sites.google.com/site/aiabangihpermai/pohon-pinus-dan-pantai
www.scribd.com/doc/34271143/Daun-Pinus-Lili-Karetan-Jagung
http://www.kertas-nyeni.blogspot.com/
http://www.kertas-nyeni.blogspot.com/
http://www.indoforum.org/t25968/
www.ceritaanak.org/index.php?option=com_content&view=article&id=51:sejarah-kertas&catid=35:asal-usul&Itemid=54
http://historyoftechnology-ikom.blogspot.com/2010/10/teknologi-komunikasi-manusia-purba.html
http://m4d13.blogspot.com/2011/12/khasiat-daun-mangga.html
http://bujikuda.blogspot.com/2012/02/smoothes-face-skin.html http://tasticvillage.blogspot.com/2011/05/laporan-anatomi-daun-monokotil-dan-daun.html
www.plantamor.com/index.php?plant=1004